Setelah meningkatnya jumlah penyakit paru-paru yang serius di kalangan pengguna vape di beberapa negara bagian AS, hampir 100 kasus kini sedang diselidiki untuk mengetahui kemungkinan kaitannya dengan merokok e-rokok, lapor “Pos Washington”.
Mereka yang terkena dampak mengeluh kesulitan bernapas dan nyeri. Beberapa orang kini berada di unit perawatan intensif dan menerima ventilasi buatan. Masih belum jelas apakah mereka akan mengalami kerusakan permanen.
Di AS saja, beberapa juta orang menghisap rokok elektrik. Dalam beberapa tahun terakhir, vaping semakin populer, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Kelompok usia ini paling banyak terkena penyakit paru-paru yang saat ini sedang diselidiki.
Pasien mengeluh kesulitan bernapas dan nyeri
Rokok elektrik saat ini dianggap kurang berbahaya dibandingkan rokok biasa. Suatu cairan, cairan, dibiarkan menguap di dalamnya. Uap yang dihasilkan (aerosol) kemudian dihirup melalui corong.
Menurut pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), 94 kasus penyakit paru-paru yang terjadi di 14 negara bagian AS dalam dua bulan terakhir sedang diselidiki. Terdapat 30 kasus yang diketahui di Wisconsin saja dan jumlahnya terus meningkat.
Semua pasien yang diperiksa dipastikan mengonsumsi vaping berbagai zat seperti produk berbahan dasar nikotin atau ganja. Saat ini belum diketahui merek apa yang digunakan.
Otoritas kesehatan kini ingin mengedukasi masyarakat tentang tanda-tanda penyakit paru-paru yang serius. Ini adalah kesulitan bernapas, sesak napas atau nyeri dada. Gejala seperti demam, batuk, muntah dan diare juga bisa terjadi.
Juul, pembuat rokok elektrik terkemuka di AS, mengatakan pihaknya sedang meninjau laporan tersebut.
Konsekuensi jangka panjangnya belum diselidiki secara memadai
Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa penyakit tersebut menular, kata Kathy Harben, juru bicara CDC.
Meski terdapat kelainan, namun belum bisa dipastikan apakah gejala tersebut disebabkan oleh rokok elektrik atau ramuannya. Informasi dan investigasi lebih lanjut diperlukan untuk hal ini.
Ada kejadian penyakit paru-paru berulang kali sebelumnya, namun sejauh ini belum ada pola yang terlihat, jelas Emily Chapman, seorang dokter di Children’s Minnesota, dalam sebuah wawancara dengan Washington Post.
Rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan rokok biasa, meskipun efek jangka panjangnya belum diteliti secara memadai. “Saya pikir penting untuk memahami bahwa vaping dianggap aman, namun kita hanya tahu sedikit tentang hal itu,” kata Chapman.
Di Jerman dan negara-negara UE lainnya berlaku untuk rokok elektronik peraturan yang lebih ketat dibandingkan di AS. Jumlah nikotin yang diizinkan jauh lebih tinggi di AS dibandingkan di UE.