Charles_Blomfield_ _Wit_Terrasse,_Rotomahana_ _Google_Art_Project
Area publik

Sebagian besar dari Anda pasti pernah mempelajari tujuh keajaiban dunia di sekolah, meski hanya sedikit yang masih bisa menyebutkannya. Namun, bagi banyak orang, ada satu nama yang hilang dari daftar ini: Teras Merah Muda dan Putih di Selandia Baru. Formasi geologi di tepi danau manusia roto dianggap sebagai “keajaiban dunia kedelapan” hingga abad ke-19.

Sebuah studi lima tahun “Institut Ilmu Geologi dan Nuklir” di Selandia Baru datang ke sini tahun lalu “kesimpulan yang tak terelakkanbahwa teras-teras tersebut, yang dalam bahasa Maori dikenal sebagai “mata air langit mendung”, hancur akibat letusan gunung berapi pada 10 Juni 1886. Sebuah tim ilmuwan dari Selandia Baru dan Australia menggunakan sonar bawah air, survei dan foto untuk mencoba menentukan apa yang terjadi pada hari letusan gunung berapi tersebut dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi wilayah tersebut secara geologis pada hari-hari berikutnya.

Tampaknya “Teras Merah Muda dan Putih” tidak hancur sama sekali

Dalam sebuah penelitianNamun, diterbitkan dalam Journal of the Royal Society of New Zealand, peneliti Rex Bunn dan Sascha Nolden mengklaim bahwa teras tersebut tidak dihancurkan atau didorong ke dasar Danau Rotomahana, tetapi terkubur sepuluh hingga lima belas meter di atas pantai. Lapisan lumpur dan abu terhampar. Kesimpulan ini didasarkan pada informasi kartografi dari ahli geologi Jerman-Austria Ferdinand von Hochstetter. Buku harian Hochstetter berisi penjelasan rinci tentang lokasi teras.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Inggris “The Guardian” kata Rex Bunn: “Penelitian kami didasarkan pada satu-satunya survei di wilayah Selandia Baru ini, jadi kami sangat yakin bahwa kartografi ini dapat diandalkan. Hochstetter adalah seorang kartografer yang sangat terampil.” Hochstetter sering disebut sebagai “bapak kartografi Selandia Baru” dan sering dipekerjakan oleh pemerintah Selandia Baru untuk mensurvei pulau-pulau tersebut.

Penelitian sebelumnya dikatakan didasarkan pada data palsu

Menurut Nolden dan Bunn, kesimpulan dari Institut Ilmu Geologi dan Nuklir tentang informasi kartografi berusia 130 tahun. Bunn mengklaim teras-teras tersebut tidak pernah disurvei oleh pemerintah, sehingga tidak ada catatan lokasi geografisnya.

Bentuk dan warna khusus teras-teras tersebut diciptakan oleh air yang mengalir di atas teras-teras dari dua geyser di dekat tepi danau. Sejak publikasi penelitian ini, banyak warga Selandia Baru kini berharap Teras Merah Muda dan Putih akan mendapatkan kembali statusnya sebagai keajaiban dunia.

HK Malam Ini