Prosiding Persatuan Ahli GeologiJika penemuan-penemuan beberapa dekade terakhir telah mengajarkan kita sesuatu, maka sejarah evolusi manusia bukanlah sesuatu yang sederhana.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan jejak kaki di Pulau Kreta yang mungkin menimbulkan keraguan terhadap sejarah manusia. Jejak kaki tersebut berasal dari Hominini – suku dari keluarga kera besar – dan berusia 5,7 juta tahun. Mereka diciptakan pada saat penelitian sebelumnya telah menetapkan nenek moyang kita di Afrika – dengan kaki yang lebih mirip kera.

Fosil tersebut ditemukan di Trachilos, sebuah situs di sebelah barat pulau Kreta, dan menunjukkan banyak ciri kaki humanoid. Jejaknya menunjukkan makhluk bipedal. Para peneliti juga menemukan bahwa cetakan tersebut berasal dari makhluk dengan bantalan kaki yang menonjol. Jempol kaki dan tidak adanya cakar juga terlihat jelas, keduanya merupakan ciri utama kaki manusia.

Studi ini kemungkinan akan menimbulkan perdebatan besar

Dalam penelitian mereka yang dipublikasikan di jurnal “Prosiding Asosiasi Ahli Geologi” diterbitkan, para peneliti menulis bahwa meskipun tidak ada cetakan lebih lanjut, jejak yang ditemukan merupakan indikasi bahwa makhluk bipedal dengan karakteristik manusia hidup di Eropa sejak 5,7 juta tahun yang lalu.

Penemuan ini kemungkinan akan menimbulkan kehebohan di kalangan antropolog, salah satunya karena penemuan cetakan hominin tertua hingga saat ini berusia 4,4 juta tahun dan berasal dari Ethiopia. Hingga saat ini, para ilmuwan berasumsi bahwa manusia masih memiliki kaki mirip kera saat ini.

“Temuan ini mempertanyakan seluruh sejarah evolusi awal umat manusia dan kemungkinan besar akan menimbulkan perdebatan besar,” jelas Per Ahlberg, salah satu penulis studi tersebut. dalam sebuah pernyataan. “Apakah jejak kaki fosil tersebut akan diakui secara resmi sebagai bukti keberadaan hominin di Kreta Miosen masih harus dilihat.”

Semakin banyak penemuan yang dilakukan, semakin rumit cerita kita

Jejak Awal di Kreta
Jejak Awal di Kreta
Prosiding Asosiasi Ahli Geologi

Menariknya, penemuan baru ini sejalan dengan penelitian lain yang diterbitkan awal tahun ini.

Yang ada di jurnal spesialis “Plos Satu” Hasil yang dipublikasikan menunjukkan bahwa nenek moyang kita mungkin bukan keturunan simpanse dari sabana Afrika, melainkan dari padang rumput di Eropa. Para peneliti sampai pada kesimpulan ini setelah memeriksa dua tulang rahang yang berusia 7,2 juta tahun dan giginya lebih mirip manusia dibandingkan simpanse.

LIHAT JUGA: “Para peneliti menemukan kota yang tenggelam – sisa-sisanya mengkonfirmasi kecurigaan yang mengerikan”

Semakin banyak penemuan yang dilakukan, semakin rumit kisah kita. Alih-alih membentuk garis lurus evolusi dari kera ke manusia, seperti yang telah lama diasumsikan, kini semakin banyak penemuan yang memberikan gambaran yang sangat berbeda tentang sejarah manusia.

uni togel