Istilah demensia membuat banyak orang merasa tidak nyaman ketika memikirkan tentang bertambahnya usia. Banyak penelitian berfokus pada proses penuaan otak dan penyakit kompleks, yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Baik melalui diet atau USG, ada banyak pendekatan untuk pengobatan dan pencegahan. Kini, untuk pertama kalinya, para peneliti berhasil menunjukkan melalui studi jangka panjang bahwa latihan kognitif sederhana dapat menurunkan risiko demensia sekitar 30 persen. Mereka kini telah mempublikasikan penelitiannya di jurnal “Alzheimer & Demensia: Penelitian Translasi & Intervensi Klinis“.
Pelatihan kecepatan pemrosesan adalah kuncinya
Jerri Edwards dan timnya dari University of South Florida melakukan penelitian jangka panjang untuk menyelidiki bagaimana kemampuan otak dapat dipertahankan dengan menggunakan metode pelatihan kognitif sederhana. Tiga jenis pelatihan kognitif diteliti selama sepuluh tahun.
Edwards dan timnya mempelajari 2.802 peserta yang berusia di atas 65 tahun. Dibagi menjadi tiga kelompok, subjek menjalani sepuluh sesi pelatihan 65 menit selama enam minggu, melatih memori, pemikiran logis, atau kecepatan pemrosesan. Menurut Edwards, keterampilan tersebut menurun seiring bertambahnya usia. Kelompok kecil lainnya menerima pelatihan lanjutan pada interval tertentu.
Ketika data dievaluasi, ditemukan bahwa risiko demensia turun 30 persen pada mereka yang menyelesaikan pelatihan kecepatan pemrosesan, namun tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok lainnya.
Pelatihan kecepatan pemrosesan ditujukan untuk pengenalan objek yang cepat dan berulang, yang menjadi semakin sulit dengan lebih banyak detail dan waktu pemrosesan yang lebih singkat.
Melawan demensia – apa yang terjadi selanjutnya?
Meskipun temuan penelitian ini merupakan hasil jangka panjang pertama, perlu disebutkan bahwa para peserta tidak memiliki diagnosis medis dan masih belum jelas mengapa pelatihan tertentu berhasil dan pelatihan lainnya tidak. Jelas bahwa otak adalah organ yang sangat sensitif dan membutuhkan latihan untuk mempertahankan kemampuannya. Masih belum jelas berapa banyak pelatihan yang merupakan pencegahan terbaik, namun temuan seperti yang ditemukan oleh tim Edward penting untuk dikembangkan dan memungkinkan penelitian lebih lanjut.