Galaksi pengion
NASA/JPL-Caltech/ESA/Spitzer/P. Oesch/S. De Barros/ I.Labbe

Gambar dari Teleskop Luar Angkasa Spitzer milik NASA menunjukkan bahwa banyak galaksi awal jauh lebih terang dari perkiraan semula. Temuan ini memungkinkan kita menarik kesimpulan tentang periode ionisasi yang mengubah alam semesta kita yang tadinya buram menjadi konstelasi yang bersinar saat ini.

Galaksi-galaksi awal lebih terang dari perkiraan semula

Dengan menggunakan teleskop luar angkasa, para peneliti mengamati beberapa galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta kurang dari 1 miliar tahun setelah Big Bang. Jadi usianya sekitar 13 miliar tahun. Yang ada di jurnal perdagangan Inggris “Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society” Hasil yang dipublikasikan menunjukkan bahwa galaksi-galaksi tersebut secara signifikan lebih terang pada panjang gelombang cahaya inframerah tertentu dibandingkan perkiraan para ilmuwan sebelumnya.

Hasil-hasil ini patut diperhatikan dalam dua hal. Pertama, penelitian ini mampu mengkonfirmasi fenomena sejumlah besar galaksi. Dengan demikian, para peneliti membuktikan bahwa galaksi terang bukanlah fenomena individual. Sebaliknya, dapat diasumsikan bahwa galaksi pada masa itu jauh lebih terang dibandingkan galaksi yang kita lihat sekarang.

Galaksi mungkin merupakan pemain utama dalam heronisasi

Di sisi lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa galaksi-galaksi awal memancarkan radiasi pengion dalam jumlah besar sehingga berkontribusi lebih besar terhadap zaman ionisasi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Periode heronisasi, saat materi di alam semesta kita berubah dari hidrogen netral menjadi hidrogen terionisasi, mengakhiri “Zaman Kegelapan” kosmos kita. Sejauh ini, para peneliti hanya bisa berspekulasi dari mana energi ionisasi sempurna itu berasal.

“Ini adalah salah satu pertanyaan terbuka terbesar dalam kosmologi observasional,” kata Stephane de Barros, penulis utama studi tersebut dan peneliti pascadoktoral di Universitas Jenewa, dalam sebuah pernyataan. jumpa pers dari Laboratorium Propulsi Jet. “Kami tahu hal itu terjadi, tapi apa penyebabnya? Temuan baru ini bisa menjadi petunjuk penting.”

Hingga saat ini, para peneliti berasumsi bahwa galaksi-galaksi awal agak redup sehingga tidak menghasilkan radiasi keras yang cukup untuk berperan sebagai pemain utama dalam ionisasi. Namun nilai yang ditentukan untuk galaksi menunjukkan produksi foton pengion tiga kali lebih tinggi daripada perkiraan model standar. ““Kita sekarang mengetahui bahwa kondisi fisik di galaksi-galaksi awal ini sangat berbeda dengan galaksi-galaksi saat ini,” kata rekan penulis Pascal Oesch dari Universitas Jenewa seperti dikutip dalam siaran persnya.

Teleskop Luar Angkasa Webb akan melakukan penyelidikan lebih detail

Untuk menyelidiki lebih lanjut temuan penelitian tersebut, Teleskop Luar Angkasa James Webb akan memeriksa beberapa panjang gelombang yang diamati oleh Teleskop Luar Angkasa Spitzer mulai tahun 2021. Berkat cermin utamanya yang jauh lebih besar, Teleskop Luar Angkasa Webb dapat melakukan penyelidikan lebih detail. Kecerahan yang terdeteksi juga akan membuat galaksi lebih mudah dipelajari dibandingkan perkiraan para peneliti sebelumnya.

SDy Hari Ini