Dillon Yoers, Luke Moore
Bintik Merah Besar yang terkenal di raksasa gas Jupiter adalah badai terbesar di tata surya kita. Terletak di bagian bawah atmosfer planet terbesar yang mengorbit matahari, topan ini sangat besar sehingga tiga bumi bisa muat di dalamnya. Para ilmuwan menggambarkan fenomena tersebut sebagai badai permanen yang telah mengamuk di Jupiter selama beberapa dekade.
Sementara penyelidikan NASA “Juno” mengorbit planet raksasa dalam misi penelitian paling intensif hingga saat ini, peneliti Bumi kini tampaknya menjadi salah satu yang terbesar Untuk memecahkan misteri Jupiter. Sebuah tim ilmuwan baru saja mempublikasikan hasil menarik mereka di jurnal “Alam” diterbitkan.
Atmosfer dan suhu di Jupiter telah menimbulkan teka-teki bagi para peneliti: Menurut model perhitungan yang telah terbukti, yang memperhitungkan jarak ke matahari dan nilai empiris pemanasan planet, suhu di Jupiter seharusnya 26 derajat lebih hangat.
Lebih panas dari lahar
Faktanya, suhu di beberapa wilayah di planet gas jauh lebih panas: suhu di beberapa tempat mencapai 426 hingga 1.209 derajat. Sebelumnya diperkirakan bahwa aurora raksasa Jupiter – partikel bermuatan listrik yang melintasi atmosfer – mungkin ikut bertanggung jawab atas “gelombang panas”. Namun teori tersebut tidak cukup untuk menjelaskan suhu yang sangat tinggi.
Jupiter bukan satu-satunya planet yang “terlalu panas”: suhu tinggi juga pernah tercatat di Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sejak tahun 1970, para astronom telah mencari penjelasannya, namun gagal.
Tapi apakah terobosannya sekarang? Para ilmuwan Boston menggunakan teleskop inframerah NASA di Hawaii untuk menemukan “titik panas” baru yang terletak tepat di atas titik merah besar. Pengukuran dilakukan sambil mempelajari bentuk hidrogen langka yang disebut H3+. Suhu yang diukur mencapai 2.166 derajat, lebih panas dari aliran lava di Bumi. Para peneliti meyakini hal itu disebabkan oleh rotasi megastorm Gelombang suara dan interaksinya dengan gas H3+ kemungkinan besar akan memanaskan lapisan atas atmosfer.
“Ibarat mengaduk secangkir kopi dengan sendok,” kata penulis utama studi tersebut, Yakobus O’Donoghue, kepada majalah National Enquirer.
Badai Jupiter sebagai pemanas?
Jadi badai Jupiter bisa menjadi pemanas raksasa bagi planet ini dan menjelaskan iklim yang hangat. Namun, misteri tersebut tampaknya belum terpecahkan sepenuhnya: sulit diasumsikan bahwa Bintik Merah bertanggung jawab atas pemanasan seluruh atmosfer Jupiter.
Data penelitian yang menarik juga dapat memajukan penelitian terhadap planet kita. Tujuannya untuk menyelidiki apakah fenomena serupa juga dapat menyebabkan pemanasan di atmosfer bumi.