Einstein
Vertikal/Foto: Lambert

Bahkan para jenius dalam program televisi pun tidak lepas dari kesalahan: Hugh Laurie, dokter TV terkenal Dr. House, terkadang berjuang dengan depresi berat. Meskipun Sherlock Holmes memecahkan setiap kasus, dia jelas menunjukkan kecenderungan sosiopat dalam perilakunya.

Melihat angka-angka ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan kecerdasan tinggi rata-rata lebih rentan terhadap masalah psikologis atau bahkan penyakit.

Menurut salah satu orang, sistem yang sudah lama ada dalam fiksi tampaknya sedang berubah studi ilmiah baru Kenyataannya juga benar: orang yang ber-IQ tinggi lebih sering terkena penyakit mental dibandingkan peserta yang ber-IQ normal.

Stereotip fiksi menjadi kenyataan dalam kenyataan

Untuk penelitian ini, para peneliti mencari subjek yang menonjol dengan kinerja kognitif mereka: dari IQ 130 mereka berasumsi peningkatan kecerdasan. Dari 3.715 anggota, 20 persen terdiagnosis gangguan kecemasan: Jumlah ini 10 persen lebih tinggi dibandingkan “populasi normal”.

Salah satu penjelasan yang mungkin adalah peningkatan rangsangan: orang-orang cerdas bereaksi lebih kuat terhadap pengaruh lingkungan. Hal ini lebih cenderung menyebabkan perubahan atau gangguan kondisi fisiologis, sekaligus meningkatkan kerentanan terhadap gangguan psikologis. “Sistem saraf pusat hiperaktif” bereaksi lebih intens terhadap rangsangan kecil sekalipun – sehingga mengakibatkan reaksi stres kronis.

Hyperarousal: berkah sekaligus kutukan

Meskipun hipersensitivitas ini mungkin terjadi pada tingkat tertentu – bagaimanapun juga, hal inilah yang memungkinkan para genius mencapai prestasi luar biasa – hal ini juga berbahaya bagi jiwa manusia.

Namun, penulis juga menekankan bahwa hal ini hanyalah korelasi dan bukan hubungan sebab akibat: peningkatan kecerdasan tidak selalu menjadi penyebab tingginya angka penyakit mental. Investigasi lebih lanjut terhadap hubungan antara kedua faktor ini akan dilakukan dalam waktu dekat untuk mendukung pengamatan – temuan ini tetap mengejutkan.

Data Sidney