Sesar San Andreas — batas dua lempeng benua — menarik sekaligus menakutkan bagi para ahli geologi. Patahan tersebut terletak di tepi barat Amerika Utara, di negara bagian California, dan membaginya menjadi dua.
Selama beberapa dekade, para peneliti telah mencoba memprediksi kapan gempa besar berikutnya akan melanda California – dan kini ahli geologi ASU telah menemukan sesuatu yang tidak biasa.
Tidak semua area bergerak dengan kecepatan yang sama
Sesar San Andreas merupakan sesar mendatar dan lempeng Pasifik bergerak melewati lempeng Amerika Utara. Batas lempeng ini membentang sepanjang 1.300 kilometer dari Meksiko hingga utara San Francisco.
Pergeseran kerak bumi rata-rata enam sentimeter per tahun. Ketika lempeng Pasifik bergerak ke utara, lempeng Amerika Utara bergerak ke selatan. Namun, tidak semua wilayah bergerak dengan kecepatan yang sama — Sementara beberapa bagian terus bergerak, area lain terjebak dalam jangka waktu yang lebih lama hingga akhirnya melakukan pergerakan yang lebih besar sekaligus. Tapi justru di situlah letak masalahnya — Dengan cara ini, gempa bumi tidak bisa dihindari
Meskipun tidak semua gempa kecil disadari oleh masyarakat, namun gempa yang lebih kecil dapat memicu gempa bumi dahsyat di sekitarnya. Gempa berkekuatan 6 skala Richter mengguncang kota Parkfield di California pada tahun 2004. Pada tahun 1906 luasnya berpindah hingga enam meter, dan pada tahun 1857 hingga sembilan meter.
Keheningan dan gerakan bergantian
“Apa yang awalnya tampak seperti perjalanan terus-menerus bagi kami, ternyata merupakan episode percepatan dan perlambatan,” kata Mostafa Khoshmanesh dari Sekolah Eksplorasi Bumi dan Luar Angkasa ASU (SESE). Dia adalah penulis penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Nature” diterbitkan tentang masalah gempa bumi. “Kami menemukan pergerakan di perbatasan terjadi setiap satu hingga dua tahun sebelum berhenti,” katanya Manoochehr Shirzaeirekan penulis studi dan asisten profesor di SESE dalam siaran pers.
Batuan di sekitar batas lempeng mengandung cairan yang terletak di celah antar partikel yang berbeda, yang disebut bidang pori. Ketika batuan berkontraksi secara berkala, hal ini menciptakan peningkatan tekanan fluida yang membuat pergerakan lebih mudah, tulis Khoshmanesh dalam penelitian tersebut.
California diperkirakan akan mengalami gempa bumi besar dalam beberapa dekade mendatang
Para ilmuwan kini ingin dapat menggunakan berbagai pengukuran untuk memprediksi kapan gempa bumi mungkin terjadi. “Berdasarkan pengamatan kami, risiko gempa bumi di California sangat bervariasi, namun lebih tinggi dari perkiraan kebanyakan orang,” kata Shirzaei, sementara Khoshmanesh menambahkan, “Seperti yang kami temukan dari berbagai model yang tidak bergantung pada waktu, ada kemungkinan sebesar 75 persen bahwa California akan mengalami gempa bumi berkekuatan tujuh atau lebih besar dalam 30 tahun ke depan.”