Pada forum Fintech tahunan di Paris, yang berakhir minggu ini dan mempertemukan sekitar 120 peserta pameran dari industri teknologi keuangan, topik sentral kali ini adalah Brexit yang akan datang. Karena sebagian besar sektor fintech berbasis di Inggris, seluruh industri terkena dampak peristiwa politik tersebut.
Inggris sejauh ini merupakan lokasi yang baik untuk fintech
Investasi di industri fintech semakin meningkat. Pada kuartal kedua tahun 2018, investasi global mencapai rekor tertinggi lebih dari $30 miliar, a Studi perusahaan untuk audit KPMG. Terutama jauh di depan adalah di Belajar Inggris Raya. Investasi sebesar 16,1 miliar dolar tercatat di sana pada paruh pertama tahun 2018, yakni lebih dari separuh total investasi UE yang berjumlah 26 miliar dolar.
“Tentu saja semakin besar pasarnya, semakin baik bagi fintech. Semakin cepat mereka memulai, semakin banyak pilihan yang mereka miliki,” kata Wim Mijs, direktur pelaksana Federasi Perbankan Eropa, kepada stasiun televisi Amerika. CNBC. Siapa pun yang menutup pasar ini hanya akan merugikan dirinya sendiri, dan itulah arti Brexit.
Fintech Eropa dan Inggris sedang bersiap menghadapi hard Brexit
Banyak perusahaan fintech Inggris kini memperkirakan terjadinya hard Brexit. Untuk melindungi diri mereka sendiri, mereka kini mengajukan izin perbankan di negara-negara UE agar mereka dapat terus menjalankan lembaga kredit di sana. Menurut laporan CNBC, TransferWise baru-baru ini mengajukan izin di Brussels, dan fintech Revolut menerima lisensinya pada bulan Desember. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan Eropa, seperti fintech Jerman N26, berencana mengakuisisi lisensi perbankan Inggris.
Baca juga: Dewan Rakyat Inggris menentang Brexit tanpa kesepakatan dan hambatan
Fintech sedang menyiapkan lokasi tambahan di Eropa. “Kami terkejut dengan banyaknya fintech yang tertarik mendirikan kantor di Luksemburg untuk mengakses pasar internal UE,” kata Menteri Keuangan Luksemburg Pierre Gramegna kepada CNBC.
Fintech lainnya masih mengharapkan fase transisi antara rencana keluarnya Inggris dari UE dan perubahan ekonomi yang sebenarnya.