Federal Reserve AS kembali menaikkan suku bunga utamanya. Bank menaikkan suku bunga dana federal sebesar 0,25 poin ke kisaran target 1,50 hingga 1,75 poin. Ini merupakan kenaikan suku bunga pertama di bawah tanggung jawab Jerome Powell, ketua bank sentral yang baru.
Oleh karena itu, The Fed melanjutkan kenaikan suku bunga moderat seperti yang telah dilakukan oleh pendahulu Powell, Janet Yellen. “Perekonomian nasional telah menguat dalam beberapa bulan terakhir,” kata The Fed dalam pernyataannya. Para ahli melihat hal ini sebagai tanda bahwa keadaan akan menjadi lebih buruk di masa depan.
Powell melihat output perekonomian AS meningkat sebesar 2,7 persen tahun ini dan 2,4 persen tahun depan. Suku bunga acuan pada akhir tahun 2019 sebesar 2,9 persen dan setahun kemudian menjadi 3,4 persen. Namun dia juga menekankan: “Kami telah mengambil keputusan hari ini, yaitu kenaikan sebesar 0,25 persen. Yang lainnya hanyalah proyeksi yang dapat terus berubah. Pengangguran diperkirakan akan mencapai 3,6 persen pada akhir tahun.”
Beberapa ahli menyerukan agar The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat
Setelah reformasi pajak yang baru-baru ini dilakukan oleh Presiden Donald Trump dan Kongres AS, serta berkat situasi ekonomi global yang menguntungkan, perekonomian AS tumbuh secara signifikan. Setelah fase inflasi yang tidak meningkat dalam jangka waktu yang lama, para ekonom kini bahkan mengkhawatirkan tekanan inflasi dan melihat tanda-tanda overheating.
Oleh karena itu, beberapa ahli menyerukan The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari tiga kenaikan suku bunga yang dijanjikan pada tahun ini. Beberapa anggota Komite Pasar Terbuka juga mendukung kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada hari Rabu.
LIHAT JUGA: 18 Pekerjaan Bergaji Tinggi untuk Orang yang Benci Matematika
Powell mengatakan ketika dia mulai menjabat pada akhir Januari bahwa dia tetap berkomitmen pada kebijakan moneter yang moderat. Namun, ia mengatakan kepada anggota Kongres pada bulan Februari bahwa ia secara pribadi memperkirakan situasi ekonomi akan stabil. Saat itu, dia tidak menutup kemungkinan akan terjadi kenaikan suku bunga keempat pada tahun ini.
Kenaikan suku bunga Federal Reserve AS mempunyai implikasi langsung terhadap pasar saham dan nilai tukar mata uang asing. Dolar AS diperkuat oleh suku bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, harga saham bisa turun jika suku bunga naik dengan cepat.
Keputusan tersebut juga kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada Bank Sentral Eropa untuk mengakhiri kebijakan suku bunga nol. Presiden ECB Mario Draghi sejauh ini mengesampingkan kenaikan suku bunga. Namun, para ahli berasumsi bahwa, mengingat pertumbuhan ekonomi Eropa dan menurunnya angka pengangguran, tingkat suku bunga utama di Eropa akan segera dinaikkan lagi.
lepas dengan dpa