Siapa pun yang mengira Korea Utara pimpinan Kim Jong-un akan tetap tenang menjelang Olimpiade di Pyeongchang, Korea Selatan, bisa jadi salah besar. Lagi Stasiun televisi Amerika, CNN, melaporkan, rezim berencana menampilkan puluhan rudal jarak jauh di parade militer sehari sebelum acara olahraga dimulai. Tujuannya adalah untuk “menakut-nakuti Amerika,” CNN mengutip sumber diplomatik. Uji coba rudal juga mungkin dilakukan dalam waktu dekat, katanya.
Dalam beberapa minggu terakhir, situasi di Semenanjung Korea tampak sedikit mereda. Awal tahun ini, perwakilan kedua negara Korea bertemu untuk membahas masalah-masalah bersama. Korea Utara kemudian mengumumkan akan mengirimkan atletnya sendiri ke Olimpiade.
Pemerintahan Trump telah mengirimkan sinyal yang beragam. Gedung Putih menyambut baik pembicaraan antara Korea Utara dan Selatan. Kendati demikian, pihaknya memperketat sanksi terhadap negara Kim Jong-un. Pemerintah juga telah memikirkan kemungkinan serangan pendahuluan terhadap Korea Utara selama berminggu-minggu. Presiden Donald Trump mengatakan dalam pidato kenegaraannya pada Selasa malam bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahan pemerintahan sebelumnya. “Kepuasan dan konsesi hanya akan mengarah pada agresi dan provokasi lebih lanjut,” janjinya. Pemerintah akan menerapkan “tekanan maksimum” terhadap Korea Utara.
Trump juga bercerita tentang seorang pembangkang Korea Utara yang disiksa oleh rezim, akhirnya melarikan diri dan kini tinggal di Korea Selatan. Dia menyebut pria itu sebagai “inspirasi bagi kita semua”.
Hubungan antara Korea Utara dan Selatan juga kembali memburuk pada minggu ini. Korea Utara tidak lagi ingin berpartisipasi dalam acara kebudayaan bersama sebelum Olimpiade. Rezim Korea Utara menyebut pemberitaan tidak menyenangkan di media Korea Selatan sebagai alasannya.
ab