Pada tahun 2017, AS dilaporkan membawa salah satu informan terpentingnya di pemerintahan Rusia ke luar negeri untuk sebuah misi rahasia. Hal ini sekarang dilaporkan oleh penyiar Amerika CNN mengutip berbagai sumber di pemerintahan Trump.
Salah satu alasan penarikan mata-mata tersebut adalah penanganan informasi rahasia yang ceroboh oleh Presiden AS Donald Trump dan sebagian stafnya, serta kekhawatiran bahwa informan tersebut dapat terungkap di Rusia.
Misi CIA datang tak lama setelah Trump bertemu dengan diplomat Rusia
Keputusan untuk membawa kontak CIA keluar dari Rusia terjadi pada saat kekhawatiran mengenai cara Trump menangani informasi rahasia di Dinas Rahasia AS sangat tinggi, lapor CNN.
Padahal, misi ke Rusia tersebut terjadi tak lama setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada 10 Mei 2017. Saat itu, Trump bertemu Lavrov dan duta besar Rusia untuk AS saat itu, Sergei Kislyak, di Gedung Putih dan Informasi telah dibocorkan dengan sangat rahasia tentang organisasi teroris ISIS di Suriah.
Insiden ini memaksa dinas rahasia di AS untuk sekali lagi membahas risiko mata-mata mereka ditemukan di Rusia, lapor CNN.
Direktur CIA saat itu dan Menteri Luar Negeri saat ini Mike Pompeo memperingatkan para pejabat pemerintahan Trump bahwa terlalu banyak informasi yang beredar tentang informan tersebut. Di CIA, ini dianggap sebagai salah satu sumber intelijen terbaik mengenai Presiden Rusia Vladimir Putin.
LIHAT JUGA: Lebih dari sekedar “idiot berguna” Putin? Kemunculan Trump di G7 membuat mata-mata AS khawatir
Juru bicara CIA dan Trump membantahnya
Laporan CNN belum dikonfirmasi secara resmi.
Seorang juru bicara CIA mengatakan kepada jaringan tersebut: “Narasi CNN bahwa (CIA) membuat keputusan hidup dan mati berdasarkan apa pun selain analisis obyektif dan pengumpulan intelijen adalah salah. Spekulasi yang salah arah bahwa cara presiden menangani intelijen paling sensitif di negara kita – yang dapat diaksesnya setiap hari – mengarah pada dugaan operasi penarikan adalah salah.”
Juru bicara Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tidak mengomentari laporan CNN tersebut. Stephanie Grisham, Sekretaris pers Trump yang kontroversialmengatakan kepada jaringan tersebut, “Laporan CNN tidak hanya salah, tetapi juga berpotensi membahayakan nyawa.”
J g