Medan magnet bumi yang mengelilingi bumi kita, berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar atmosfer seperti radiasi dan terus berubah. Beberapa makhluk, seperti lebah dan burung yang bermigrasi, bahkan secara spasial mengorientasikan dirinya pada medan magnet. Sebagian besar medan magnet ditentukan oleh inti panas yang terletak 6.000 kilometer jauhnya di dalam bumi. Dan kerak bumi, yaitu permukaan bumi tempat kita berada, juga terus berubah.
Mantel terletak di antara inti bumi dan kerak bumi. Meskipun lapisan ini adalah yang paling masif dari ketiga cangkang tersebut, hingga saat ini para ahli geosains menganggapnya sebagai lapisan yang kaku dan oleh karena itu hampir tidak bersifat magnetis. Sekarang, sebagai bagian dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal “Bumi” diterbitkan, menemukan bahwa mantel bumi mungkin jauh lebih dinamis dan magnetis daripada yang diperkirakan sebelumnya.
“Cahaya Baru dalam Pengamatan Medan Magnet Bumi”
Para ahli geosains memperhatikan bahwa lempeng batuan yang relatif dingin di mantel bumi, terutama di bawah Samudera Pasifik Barat, tetap mempertahankan sifat magnetiknya. Sebelumnya diasumsikan bahwa batuan kehilangan sifat kemagnetannya pada suhu tinggi di dalam bumi. Namun adanya oksida besi pada lempeng batuan mungkin berarti para ilmuwan perlu memikirkan kembali teori ini.
“Pengetahuan baru tentang mantel bumi dan wilayah bermagnet tinggi di Samudera Pasifik Barat mungkin memberi pencerahan baru pada pengamatan medan magnet bumi,” mengatakan Fisikawan mineral dan penulis pertama Dr. Ilya Kupenko dari Institute of Mineralogy di Westphalian Wilhelms University of Münster (WWU), yang terlibat dalam penelitian bersama tim peneliti internasional.
Relevansinya dengan peradaban manusia di muka bumi
Misalnya, temuan terbaru mungkin relevan untuk pengamatan anomali geomagnetik di masa depan, menurut siaran pers dari universitas. Para ahli antara lain memantau perubahan medan magnet karena fungsi satelit dan juga jaringan listrik kita bergantung pada kutub geomagnetik bumi. Perubahan besar, seperti perubahan kutub di Bumi, akan berdampak sangat besar terhadap kehidupan di planet kita.
Baca juga: Peneliti Melihat Adanya Ketidakteraturan di Bumi yang Terakhir Ada 700.000 Tahun Lalu
“Pengetahuan baru bahwa terdapat material yang tersusun secara magnetis di bawah mantel bumi harus diperhitungkan dalam studi masa depan tentang medan magnet bumi dan pergerakan kutubnya,” kata rekan penulis Leonid Dubrovinsky dari Bavarian Geo Institute di the Universitas Bayreuth, yang juga merupakan universitas di sana, terlibat dalam penelitian ini.
Menurut para ilmuwan, penelitian tersebut juga dapat memberikan informasi baru tentang magnetisme planet lain. Mars, misalnya, tidak memiliki inti magnet yang kuat seperti Bumi, jadi pemeriksaan lebih dekat terhadap sifat magnetis mantelnya mungkin menarik.