Para peneliti telah mencari metode untuk mendeteksi materi gelap secara langsung sejak tahun 1930-an. Namun sejauh ini belum membuahkan hasil. Zat misterius ini membentuk sekitar 80 persen dari seluruh materi alam semesta dan 27 persen kepadatan energi di ruang angkasa. Hal ini menjadikannya semakin penting untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada di balik materi gelap.
Sekarang mungkin ada peluang untuk menjawab pertanyaan ini: Bagaimana tim peneliti di bawah ini Ciaran O’Hare dari Universitas Zaragoza menemukan bahwa badai materi gelap saat ini bergerak melewati Bumi dengan kecepatan 500 kilometer per detik. Sinyal dari arus ini dapat digunakan untuk mengetahui lebih lanjut tentang komposisi materi gelap, kata para ilmuwan. Ruang belajar diterbitkan dalam jurnal “Physical Review D”.
Gaya gravitasi materi gelap menyatukan gugusan galaksi
Bukti pertama keberadaan materi gelap diberikan oleh astronom Fritz Zwicky selama studinya tentang gugus galaksi Coma pada tahun 1930-an. Ia menemukan bahwa galaksi-galaksi di gugus tersebut bergerak sangat cepat sehingga tidak dapat disatukan oleh gravitasi materi yang terlihat. Oleh karena itu, pasti ada sejumlah materi tak terlihat – yang disebut materi gelap – yang gaya gravitasinya bekerja pada galaksi dan menyatukannya.
Anda dapat membayangkan materi gelap ini sebagai kumpulan partikel masif yang disebut WIMP (partikel masif yang berinteraksi lemah). Sejauh ini, para peneliti telah mengusulkan sejumlah partikel elementer hipotetis yang dianggap sebagai komponen utama materi gelap, namun pertanyaan besarnya tetap: Partikel jenis apa sebenarnya?
Tindakan tersebut kemungkinan merupakan komponen materi gelap
Sebuah tim peneliti ingin menjawab pertanyaan ini Universitas Zaragoza kini semakin dekat. Sebagai bagian dari studi mereka saat ini, para peneliti menyelidiki efek badai bintang S1, yang saat ini melewati tata surya kita dan dikatakan terdiri dari materi gelap, pada detektor di Bumi. Badai itu ditemukan tahun lalu oleh wahana antariksa Gaia. Yang baru adalah aliran bintang ini terdiri dari sepuluh miliar materi gelap bermassa matahari, bergerak dengan kecepatan 500 kilometer per detik.
Seperti yang dijelaskan para peneliti, arus S1 mungkin dapat diukur dengan apa yang disebut detektor aksi di Bumi. Akion adalah partikel elementer hipotetis yang dianggap sebagai kandidat populer untuk WIMP dan sekitar 500 juta kali lebih ringan dari elektron. Menurut fisikawan Pierre Sikivie, medan magnet yang kuat dapat digunakan untuk mengubah partikel tersebut menjadi foton yang dapat dideteksi secara langsung.
LIHAT JUGA: Pertarungan hidup dan mati sedang terjadi di dekat galaksi kita
Namun, tim tersebut belum berhasil melakukan eksperimen sumbu. Namun, para peneliti yakin bahwa studi lebih lanjut tentang aliran S1 dan pengembangan teknologi pengukuran yang lebih sensitif akan memberikan informasi penting tentang komposisi materi gelap di masa depan.