Warga Palestina membawa paket bantuan
REUTERS/Nayef Hashlamoun

AS memotong bantuan keuangannya kepada Palestina sebesar lebih dari $200 juta. Menurut seorang pejabat senior pada hari Jumat, Departemen Luar Negeri di Washington sedang mengkaji apakah dukungan tersebut memenuhi kepentingan Amerika dan memberikan nilai tambah bagi pembayar pajak Amerika. Akibatnya, diputuskan untuk menggunakan dana yang semula ditujukan untuk Jalur Gaza dan Tepi Barat untuk tujuan lain.

Kemana tepatnya dana tersebut harus disalurkan di masa depan akan diputuskan bersama dengan Kongres. Pemotongan tersebut juga dilatarbelakangi karena Jalur Gaza dikuasai oleh gerakan Islam radikal Hamas yang digolongkan AS sebagai organisasi teroris. Para pejabat Palestina mengkritik pemotongan tersebut sebagai upaya pemerasan politik yang murahan.

Hubungan antara AS dan Palestina tegang. Palestina telah memboikot upaya perdamaian AS di Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pada bulan Januari, AS memutuskan untuk menahan $65 juta dari rencana awal $125 juta untuk organisasi bantuan PBB yang fokus mendukung Palestina. John Bolton, penasihat keamanan nasional AS, mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa organisasi tersebut melanggar standar hukum internasional mengenai status pengungsi.

Status pengungsi juga diberikan kepada seluruh keturunan masyarakat yang harus meninggalkan tanah airnya pasca perang Israel-Arab pada tahun 1949. Sekarang jumlahnya sekitar lima juta orang. Status ini kontroversial. Fakta bahwa organisasi bantuan tersebut juga mempekerjakan simpatisan Hamas juga menuai kritik.

Sekitar dua juta orang hidup dalam kondisi sempit dan miskin di Jalur Gaza di pantai Mediterania. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menuduh AS menggunakan pemotongan tersebut sebagai pemerasan dan senjata politik. “Rakyat Palestina dan kepemimpinan mereka tidak akan terintimidasi dan tidak akan tunduk pada tekanan,” kata perwakilan PLO Hanan Ashrawi.

Senator AS Patrick Leahy dari oposisi Demokrat juga menyampaikan kritiknya. Masyarakat Gaza, yang telah menderita di bawah tirani Hamas dan penutupan wilayah tersebut oleh Israel, akan sangat terkena dampaknya.

Hongkong Prize