Perusahaan pelayaran peti kemas terbesar di dunia, AP Moller-Maersk, baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran mengenai perang dagang yang saat ini dilancarkan Presiden Donald Trump terhadap Tiongkok, dengan mengatakan bahwa perselisihan tersebut telah berdampak signifikan terhadap perdagangan global. Menurut kelompok perusahaan Denmark, keadaan ini akan menjadi lebih buruk di tahun-tahun mendatang.
Rabu lalu, perusahaan pelayaran tersebut mengumumkan laba kuartal ketiga sebesar $1,14 miliar, bahkan melampaui ekspektasi para analis. Pada saat yang sama, Maersk memperingatkan bahwa dampak tarif perdagangan yang diberlakukan antara AS dan Tiongkok sudah terasa. Kekhawatiran tersebut pada akhirnya berdampak buruk pada harga saham perseroan yang kemudian anjlok sekitar 0,7 persen.
Perang dagang Trump dapat berdampak pada perusahaan pelayaran
Lalu lintas peti kemas global terus kehilangan momentum pada kuartal ketiga dan juga mengalami “tingkat pertumbuhan yang jauh lebih lambat” sepanjang tahun ini. Angka tersebut hanya meningkat sekitar 4,2 persen, dibandingkan dengan 5,8 persen pada periode yang sama tahun lalu, menurut Maersk.
Tarif perdagangan ini dapat mengurangi pengiriman peti kemas global melalui kapal hingga dua persen selama dua tahun ke depan. Secara keseluruhan, perusahaan memperkirakan bahwa tarif ini mewakili sekitar 2,6 persen dari nilai global barang-barang yang diperdagangkan.
Pemicu spesifik yang diperkirakan menyebabkan perkembangan ini adalah tarif perdagangan sebesar sepuluh hingga 25 persen yang dikenakan Amerika Serikat terhadap barang-barang impor Tiongkok dengan nilai total 250 miliar dolar AS. Hambatan perdagangan ini, pada gilirannya, mendorong pemerintah Tiongkok untuk mengambil tindakan penanggulangan yang, meskipun berskala kecil, namun berdampak pada perdagangan global.
Presiden Trump juga berulang kali mengancam akan mengenakan tarif pada semua impor AS dari Tiongkok, yang berjumlah lebih dari $500 miliar per tahun. Penerapan rencana ini kemungkinan besar akan memperlambat perdagangan dunia secara signifikan.
Konsumen mungkin merasakan dampak perang dagang Trump
Trump juga mempertimbangkan untuk menerapkan tarif tinggi terhadap impor mobil AS. Namun, pemerintah kini menunda rencana tersebut.
Seruan peringatan dari perusahaan asal Denmark ini bukan pertama kalinya pemimpin pasar dunia melakukan intervensi dalam perselisihan perdagangan. Sebelum tarif diberlakukan, CEO Soren Skou sudah mengatakan pada bulan Agustus bahwa tarif tersebut dapat memberikan dampak yang lebih buruk terhadap Amerika Serikat dibandingkan terhadap Tiongkok. Saat presentasi di Kopenhagen, tempat perusahaan tersebut berkantor pusat, Skou mengatakan dampak negatif terhadap perdagangan Amerika bisa mencapai empat persen di masa depan. Menurutnya, konsumen akan sangat terkena dampaknya.
“Hal pertama yang akan dilakukan importir AS jika tarif dikenakan pada barang-barang konsumen Tiongkok adalah membeli dari Vietnam, Indonesia atau negara lain di Asia,” kata Skou, seraya menambahkan: “Konsekuensinya pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen.”