Perang dagang antara AS dan Tiongkok kembali mencapai dimensi baru. Media Tiongkok tidak hanya terbawa oleh peringatan-peringatan yang meragukan, namun tampaknya juga terjadi pendiskreditan nyata terhadap Amerika di Internet, seperti yang dilaporkan oleh “Welt”.
Trump menjadi semakin tidak populer di Tiongkok
Tarif hukuman yang tinggi yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang yang diproduksi di Tiongkok dan tindakan Presiden AS yang memasukkan pemasok telepon Tiongkok ke dalam daftar hitam, Huawei, mendapat banyak kritik dari media Tiongkok. Artinya Huawei tidak bisa lagi membeli barang dari AS atau menjalin kerja sama teknologi dengan perusahaan Amerika.
Namun tampaknya itu bukan satu-satunya hal yang perlu dikeluhkan dari sudut pandang Tiongkok. Pengawasan terhadap kapal perang Tiongkok oleh AS, serta penolakan 200 profesor masuk ke AS, menyebabkan kemarahan memuncak di Tiongkok.
Pemerintah mencegah keresahan di kalangan masyarakat
The “Global Times”, yang terbit dalam bahasa Mandarin dan Inggris, kini bahkan memperingatkan: “Masyarakat harus bersiap menghadapi kebijakan AS terhadap Tiongkok yang akan tergelincir seiring dengan meningkatnya perang dagang.”
Dan ketidakpuasan di antara sebagian masyarakat Tiongkok juga terlihat jelas di Internet. Lagu “Perang Dagang Tiongkok-AS”, yang telah ditonton 3,2 juta kali, semakin menimbulkan kegemparan di Internet. Lagu yang diciptakan oleh patriot Zhao Liangtian ini merupakan ancaman bagi AS.
Namun, pemerintah Tiongkok menjauhkan diri dari pernyataan anti-Amerika dan berusaha mencegah tindakan tersebut. Pasalnya, Tiongkok tidak ingin terjadi pemberontakan di kalangan penduduknya sendiri yang tidak dapat dikendalikan lagi. Oleh karena itu, beberapa versi lagu tersebut kini telah disensor dan seruan untuk memboikot barang-barang dari AS segera dihentikan.
Tiongkok mengandalkan peringatan halus dalam perang dagang
Pemerintah Tiongkok, di bawah Presiden Xi Jinping, malah mengandalkan tindakan yang halus namun efektif dengan menayangkan film-film anti-Amerika tentang Perang Korea atau menunjukkan kekuasaannya atas bahan mentah seperti apa yang disebut logam tanah jarang (rare earth). Bagaimanapun, Tiongkok memiliki monopoli global atas beberapa bahan mentah yang penting dalam industri teknologi.
Bahkan bos Huawei Ren Zhengfei, yang punya banyak alasan untuk marah kepada Trump, menyerukan ketenangan. Dia jelas menjauhkan diri dari seruan beberapa perusahaan Tiongkok untuk memboikot produk Apple dan sebagai gantinya membeli ponsel pintar Huawei. Menurutnya, hal itu tidak ada hubungannya dengan sikap politik masyarakat.