Sistem Sains Luar Angkasa NASA/JPL-Caltech/MalinSains tertarik ke Mars. Tidak hanya wisata luar angkasa yang akan tercipta, bahkan ada pembicaraan tentang pemukiman. Hasil tangkapannya: Permukaan Mars kering dan tandus, tanpa bekas air.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi seperti asumsi para peneliti. Pertanyaannya adalah kemana semua air sebelumnya menghilang. Sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan di Jurnal Spesialis “Alam” sekarang menunjukkan bahwa badai pasir bisa menjadi alasan mengapa semua uap air menghilang dari atmosfer Mars.
Berdasarkan analisis badai yang sangat kuat pada tahun 2007, para ilmuwan menyimpulkan bahwa angin dapat menyebabkan gas hidrogen lepas dari atmosfer. Data yang mendasarinya berasal dari Pengorbit Pengintai Mars (MRO) NASA.
Konveksi dalam menyebabkan air dan es berpindah ke atmosfer
Para peneliti kini berharap bisa mencatat badai lain di Mars tahun ini. Belum pernah ada lebih banyak satelit dan wahana yang memantau planet ini, sehingga peristiwa meteorologi besar seperti ini dapat memberikan data dalam jumlah besar.
“Kami menemukan bahwa peningkatan uap air di atmosfer tengah berhubungan dengan badai pasir” tulis Nicholas Surga dari Hampton University di Virginia, yang terlibat dalam penelitian ini. “Uap air naik dengan massa udara yang sama dengan yang terkandung dalam debu.”
Tim berhipotesis bahwa proses tersebut melibatkan konveksi dalam. Hal ini juga dapat diamati di Bumi ketika lapisan udara yang berbeda mencapai suhu yang berbeda sehingga menyebabkan gas dan aerosol bergerak. Dalam hal ini, para peneliti percaya bahwa air dan es naik dari permukaan Mars dan terpecah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil saat mereka melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Informasi berharga untuk penyelesaian potensial
Kini, untuk pertama kalinya, penulis penelitian dapat menentukan suhu, tekanan udara, jumlah debu, dan rasio air dan es di planet ini. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan instrumen khusus yang terintegrasi pada MRO, Mars Climate Sounder.
Mereka menemukan adanya hubungan yang jelas antara aktivitas badai pasir dan tingkat volatilitas hidrogen.
Badai pasir yang lebih kecil tampaknya telah menyebabkan peningkatan hidrogen di tengah atmosfer, badai yang sangat kuat pada tahun 2007 menyebabkan peningkatan skala ketinggian peningkatan hidrogen yang sangat besar.
Sekalipun perhitungannya sebagian didasarkan pada perkiraan, informasi yang diperoleh sangat berharga untuk penelitian lebih lanjut tentang Mars dan propertinya sebagai habitat.
Badai pasir diperkirakan akan terjadi lagi tahun ini
“Bagaimana jadinya iklim di Mars jika atmosfernya lebih tebal?” tanya salah satu penulisMichael Chaffin, dari Universitas Colorado Boulder. “Mungkin tidak terlalu kering, tapi mungkin lebih berangin.” Cara terbaik untuk mengumpulkan lebih banyak informasi tentang badai dan sifat Mars di masa lalu adalah dengan melakukan badai pasir lainnya.
Baca Juga: “NASA Melihat Sesuatu di Gambar Lama Mars yang Bikin Curiga”
Para ilmuwan kini dengan penuh semangat mengalihkan perhatian mereka ke planet merah agar tidak melewatkan momen ketika awan gelap berkumpul di atmosfer – dan untuk pertama kalinya memiliki kesempatan untuk mengamati secara langsung pengaruhnya terhadap nilai uap air dan hidrogen.
Berdasarkan pola badai yang terjadi sejauh ini – pada tahun 1977, 1982, 1994, 2001 dan 2007 – para peneliti memperkirakan badai lain akan terjadi pada tahun ini. Peristiwa ini dapat membawa kita selangkah lebih jauh dalam mengeksplorasi potensi planet asal umat manusia di masa depan.