Jet tempur F-18 Hornet lepas landas dari kapal induk AS USS Harry S. Truman selama misi di Mediterania timur.
Gambar Getty

Konflik antara AS dan Iran terus meningkat. AS menarik diri dari perjanjian nuklir dengan negara tersebut tahun lalu dan sejak itu memperketat sanksi. Negara ini juga baru-baru ini mengerahkan kapal induk dan skuadron pembom ke wilayah tersebut.

Kini militer AS telah berada dalam status “siaga tinggi”. Inilah pasukan yang ditempatkan AS di Irak dan Suriah dalam operasi antiteror Inherent Resolve (OIR). Intelijen AS dan sekutunya telah mengidentifikasi “ancaman yang dapat dipercaya”, kata Kapten Marinir Bill Urban, juru bicara Komando Pusat militer AS yang bertanggung jawab di Timur Tengah. Hal ini antara lain dilaporkan oleh kantor berita Reuters.

AS sedang mempertimbangkan untuk mengirim 120.000 tentara ke Timur Tengah

Jenderal Inggris Chris Ghika sebelumnya mengatakan “tidak ada ancaman yang meningkat dari pasukan yang didukung Iran di Irak dan Suriah, namun hal itu bertentangan.” Menurut laporan media, beberapa opsi militer sedang dibahas di pemerintahan AS jika Iran menyerang pasukan AS atau mengembangkan senjata nuklir.

Salah satu rencana yang mungkin dilakukan adalah mengirim 120.000 tentara ke Timur Tengah, lapor “Waktu New York” mengutip pejabat pemerintah. Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan menyampaikan rencana tersebut kepada Presiden Donald Trump dalam pertemuan dengan para penasihat utama pada hari Kamis. Kantor presiden tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar pada awalnya. Pentagon menolak mengomentari laporan tersebut.

Pemimpin SPD: Jerman tidak akan mendukung perang AS melawan Iran

SPD mengesampingkan dukungan terhadap serangan militer AS terhadap Iran. “Saya katakan kepada Jerman: … Tidak akan ada intervensi militer yang ditujukan terhadap Iran,” kata pemimpin partai Andrea Nahles di Berlin. Dia memperkirakan masalah tersebut juga akan dibahas pada Selasa malam di komite koalisi pimpinan CDU, CSU dan SPD. Dia menghindari jawaban konkrit terhadap pertanyaan apakah pemerintah federal harus melarang penggunaan pangkalan militer AS di Jerman jika terjadi serangan. Nahles hanya mengatakan bahwa seseorang tidak boleh mendahului peristiwa dengan retorika yang tepat.

Nahles menyalahkan AS dan Iran karena memperburuk situasi. Dia menuduh pemerintah di Washington menyebabkan eskalasi dengan penarikan sepihaknya dari perjanjian nuklir dan ancaman sanksi. Dia menuduh Iran memberikan “ultimatum yang tidak dapat dipertahankan dan tindakan mengancam”. Semua pihak harus melucuti senjatanya secara lisan.

jsh/reuters

Sidney hari ini