Jon Woo/ReutersMiliter Tiongkok telah meningkatkan kekuatan dan jumlah pasukannya di sepanjang lebih dari 1.400 kilometer perbatasan dengan Korea Utara. Pergeseran pasukan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa AS dan sekutunya berpikir panjang dan keras apakah mereka benar-benar ingin mengambil tindakan militer terhadap rezim komunis Kim Jong-un karena provokasi militer Pyongyang.
Sebuah laporan dari “Jurnal Wall Street” menunjukkan bahwa Tiongkok telah membentuk brigade pertahanan perbatasan baru, memasang pengawasan video 24 jam, dan membangun bunker untuk melindungi dari kemungkinan serangan nuklir atau kimia.
Pada bulan Juni dan Juli, Tiongkok melakukan latihan penembakan dengan helikopter tempur dan unit infanteri lapis baja, termasuk simulasi pertempuran dengan artileri, tank, dan helikopter. Jenis latihan militer ini lebih dari sekadar mengamankan perbatasan – latihan ini menyimulasikan pertempuran melawan musuh bersenjata nuklir.
Kemungkinan serangan AS masih kecil
Tiongkok dan Korea Utara adalah sekutu di atas kertas. Sim Tack, pakar Korea Utara Stratfordsebuah firma analisis geopolitik, jelasnya Tapi Business Insider sudah melakukannyabahwa Tiongkok mungkin tidak akan membela Pyongyang jika terjadi serangan yang dipimpin AS, namun akan berusaha menghalangi Amerika melakukan tindakan tersebut.
Namun, serangan yang dipimpin AS masih kecil kemungkinannya. Pemerintahan baru Korea Selatan yang liberal berupaya meredakan ketegangan dengan tetangganya di utara dan Amerika pada akhirnya akan membutuhkan dukungan Korea Selatan untuk melakukan aksi militer. Namun, dari sudut pandang strategis, artileri Korea Utara (dan kemungkinan senjata nuklirnya) menimbulkan risiko yang terlalu besar bagi warga sipil di ibu kota perbatasan, Seoul.
Dijelaskan pada bulan Juni Jim Mattis, Menteri Pertahanan AS kemungkinan konflik dengan Korea Utara sebagai “perang yang serius dan membawa bencana, terutama bagi orang-orang yang tidak bersalah di beberapa negara sekutu kita, termasuk kemungkinan besar Jepang.”
Bahkan tanpa perang, Tiongkok punya banyak alasan untuk memandang Korea Utara sebagai sebuah beban.
Menanggapi uji coba rudal dan provokasi militer Korea Utara, AS mengerahkan sistem pertahanan rudal Thaad yang kuat di Korea Selatan. Para ahli militer Tiongkok percaya bahwa jangkauan Thaad suatu hari nanti dapat secara efektif menetralisir kemampuan Tiongkok untuk terlibat dalam perang nuklir dengan Amerika Serikat.
Beijing dapat berperan dalam mengatasi krisis pengungsi jika rezim Korea Utara runtuh. Kini pemerintah Tiongkok telah mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk menentukan hasil konflik antara Barat dan Pyongyang.
Diterjemahkan oleh Stefanie Kemmner