Google Bayar
stok foto

Google kemudian mengambil risiko. Perusahaan Amerika itu membawa layanan pembayaran ponsel pintar Google Pay ke Jerman Selasa ini. Mungkin sudah saatnya, kata beberapa orang, salah satu pemain utama untuk terjun ke pasar yang menjanjikan seperti Jerman, di negara dengan lebih dari 80 juta pengguna potensial, dalam masyarakat yang mengklaim sebagai yang terdepan dalam teknologi. Dengan Google Pay, smartphone dengan sistem operasi Google Android menggantikan kartu kredit. Jika Anda ingin membayar di toko, cukup tempelkan perangkat pada terminal. Dan kemudian hal itu terjadi.

Jerman bukanlah tempat yang mudah untuk melakukan pembayaran tanpa uang tunai. Hampir tidak ada negara Eropa Barat lainnya yang masyarakatnya masih bergantung pada uang tunai seperti halnya di sini. Namun Jerman juga berubah. Tahun lalu, porsi pembayaran tunai dalam penjualan turun dari lebih dari 53 persen menjadi kurang dari 48 persen. Hal itulah yang diperhitungkan oleh perusahaan konsultan manajemen Oliver Wyman. Ini adalah peluang bagi Google. Tapi apakah dia akan menggunakannya juga?

Google memiliki basis yang bagus

Membayar melalui ponsel pintar telah dirayakan sebagai model masa depan selama bertahun-tahun. Meski demikian, pemasok di Jerman sejauh ini mengalami kesulitan. Upaya awal dengan kode batang di layar gagal. Masing-masing bank kemudian mengembangkan aplikasinya sendiri.

Jadi sekarang Google ikut berperan. Kelompok ini telah menemukan mitra terkemuka untuk proyek ambisiusnya. Raksasa kartu kredit Mastercard dan Visa ikut serta, begitu pula lembaga keuangan Commerzbank, Comdirect, N26 dan Boon. Sekitar 76 persen smartphone di negeri ini memiliki Android sebagai sistem operasinya. Kelompok AS dapat membangun landasan ini.

Perlindungan data? Google menenangkan

Namun masih banyak kendala: hanya beberapa bank Jerman yang masih berpartisipasi dalam percobaan ini. Ada juga banyak toko yang tidak menerima Google Pay. Hal ini dapat dengan cepat menimbulkan frustrasi di kalangan pengguna Google Pay. Masyarakat Jerman juga lebih skeptis dibandingkan negara lain dalam hal perlindungan data. Siapa yang mau mempercayai dugaan data gurita Google dengan data keuangannya?

Baca juga: Samsung sepertinya tidak merencanakan pengenalan wajah di Galaxy S10, melainkan sesuatu yang jauh lebih keren

Google mengalah pada hari Selasa. Itu hanya menggunakan data pengguna untuk membuat faktur terperinci untuk pembelian. “Kami secara umum tidak meneruskan data nasabah kami, bahkan ke Google sekalipun,” tambah Torsten Daenert dari Commerzbank.

Google mengambil langkah pertama. Sekarang giliran pelanggan. Mungkin perusahaan Amerika akan mampu menghilangkan keinginan orang Jerman akan uang tunai. Itu tidak pasti. Google Pay bisa saja gagal.

dari/dpa

Pengeluaran Hongkong