Menurut survei representatif yang dilakukan Pew Research Center pada tahun 2018, penduduk dunia lebih takut terhadap dampak perubahan iklim dibandingkan perang nuklir atau serangan teroris. Studi ini mensurvei lebih dari 27.000 orang di 26 negara. Hal itu dilaporkan oleh “Süddeutsche Zeitung“.
Sebanyak 67 persen peserta menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar, meningkat sebelas persen dibandingkan tahun 2013. Hal ini diikuti oleh ketakutan terhadap kelompok teroris ISIS sebesar 62 persen. Hanya sekitar separuh responden menyatakan kekhawatirannya terhadap ancaman nuklir. Jumlah kelompok ini juga meningkat dibandingkan tahun 2013, namun tidak sebanyak kelompok yang takut terhadap perubahan iklim.
Namun, jawaban yang diberikan oleh mereka yang disurvei sangat bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Misalnya, orang Amerika menganggap serangan dunia maya dari negara lain sebagai ancaman terbesar bagi negara mereka. Sebaliknya, masyarakat Indonesia paling takut terhadap ISIS.
Sikap dibentuk oleh media dan diskusi publik
Menurut “Süddeutsche Zeitung” dapat disimpulkan bahwa sikap warga negara dibentuk oleh perlakuan terhadap suatu subjek di media dan dalam diskusi publik. Misalnya, iklim politik di AS telah lama ditentukan oleh pertanyaan apakah dan bagaimana Rusia melakukan intervensi dalam pemilihan presiden tahun 2016. Di Indonesia, meningkatnya ancaman terorisme memegang peranan penting dalam opini masyarakat.
Di sekitar 50 persen negara yang disurvei, responden menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar. Negara-negara Eropa dan Amerika Latin paling mengkhawatirkan hal ini. Dibandingkan tahun 2013, kelompok ini meningkat sekitar 29 persen di Perancis dan 28 persen di Meksiko. Pendukung partai populis sayap kanan, seperti AfD atau partai French Rassemblement National, memandang perubahan iklim tidak terlalu mengancam dibandingkan responden yang berhaluan politik sayap kiri.
45 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka melihat Amerika Serikat sebagai ancaman terbesar dibandingkan tiga negara adidaya, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia, yang secara global dipandang tidak terlalu mengancam. Pada tahun 2013 – sebelum kepemimpinan Donald Trump – Tiongkok menempati posisi pertama. Ketakutan terhadap AS meningkat terutama di Jerman. Tiga puluh persen lebih banyak orang dibandingkan lima tahun lalu yang memandang Amerika Serikat sebagai ancaman terbesar bagi tiga negara adidaya global.
jlo