Kardashian kekayaan Amerika Serikat Jerman
Gambar Getty

Ada orang kaya seperti Warren Buffett yang lebih suka makan di McDonald’s dan masih tinggal di rumah (murah) yang sama yang mereka beli 30 tahun lalu. Lalu ada orang kaya seperti keluarga Kardashian atau Geissen yang lebih suka membelanjakan uangnya untuk membeli pakaian mahal, properti mewah, dan mobil mewah.

Sangat sedikit orang yang percaya bahwa orang-orang ini adalah “orang-orang seperti Anda dan saya”. Banyak yang percaya bahwa orang kaya memiliki gaya hidup yang sangat berbeda. Mereka mempunyai hobi yang berbeda, nilai, tuntutan, tujuan, ketakutan dan kekhawatiran yang berbeda. Pendeknya: Mereka berpikir secara berbeda dari kita.

Peneliti Justin Brienza dan Igor Grossmann dari Universitas Waterloo mempunyai teori ini sebuah studi saat ini terbukti secara ilmiah.

Mereka ingin mengetahui seberapa kuat pola pikir yang disebut “penalaran bijak” dalam diri masyarakat, tergantung pada tingkat kekayaannya, saat berada dalam interaksi sosial.

Apa yang dimaksud dengan “penalaran yang bijaksana”? Pada dasarnya berarti berpikir pragmatis dan bijaksana. Ini berarti “mengetahui batas pengetahuan Anda, mengenali dunia dalam perubahan dan pergolakannya serta perspektif yang berbeda dan menggabungkannya ke dalam argumentasi Anda,” tulis para peneliti.

sebuah cara berpikir yang kebanyakan dari kita anggap remeh. Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa cara berpikir seperti ini justru lebih buruk di kalangan orang kaya dibandingkan orang miskin.

Brienza dan Grossman melakukan dua percobaan: Di satu sisi, mereka melakukan survei online terhadap 2.145 peserta yang berasal dari daerah dengan tingkat kesejahteraan ekonomi berbeda. Peserta harus memberikan informasi tentang kehidupan mereka dan interaksi interpersonal. Mereka juga mengevaluasi data dari 299 masyarakat kelas menengah dan pekerja yang berpartisipasi dalam studi perilaku.

Dengan bantuan informasi tersebut, peneliti dapat menganalisis cara berpikir subjek dalam situasi interpersonal. Mereka sampai pada kesimpulan berikut:

Orang kaya berpikir secara berbeda dalam situasi sosial

“Data saat ini menunjukkan bahwa di kelas sosial yang lebih tinggi, kemampuan berpikir bijak dan pragmatis dalam situasi interpersonal lebih rendah,” tulis penulis penelitian tersebut.

Akibatnya, orang-orang kaya merasa lebih sulit untuk mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dalam situasi sosial dan menyadari bahwa pengetahuan mereka terbatas.

Baca juga: Belajar: Dari Wajah Bisa Dilihat Kaya atau Miskin

Tapi kenapa ada perbedaan yang begitu jelas? Seperti dugaan para peneliti, orang-orang dari latar belakang kelas atas hidup dalam kondisi yang sangat berbeda.

Mereka harus menghadapi sumber daya yang lebih sedikit, menghadapi lebih banyak ancaman, dan hidup dalam ketidakpastian yang lebih besar. Mereka pada dasarnya dipaksa untuk berinteraksi dengan orang lain untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Sebaliknya, orang kaya cenderung tidak diminta memikirkan interaksi antarpribadi.

Pertanyaan tentang siapa yang lebih baik masih bisa diperdebatkan. Namun satu hal yang jelas: Anda dapat membeli mobil mahal, perhiasan, atau real estat dengan uang, tetapi karakter yang kuat dan keterampilan sosial tidak ternilai harganya.