- Fokus penelitian tidak hanya pada vaksin corona, tetapi juga pada pengobatan baru dan penggunaan kembali obat yang sudah ada sebagai pilihan terapi, melaporkan “Frankfurter Allgemeine”.
- Kementerian Kesehatan Federal Jerman telah memesan tablet flu Jepang Avigan yang saat ini menjadi salah satu harapan dalam memerangi Covid-19.
- Studi awal tampaknya menunjukkan bahwa gejala demam paru-paru pada pasien yang menerima obat tersebut berkurang secara signifikan.
Para ilmuwan dan perusahaan farmasi di seluruh dunia bekerja dengan kecepatan penuh untuk mengembangkan vaksin melawan virus corona. Namun obat baru dan penggunaan kembali obat yang sudah ada juga menjadi fokus penelitian, melaporkan “Frankfurter Allgemeine”.
Tablet flu Avigan dari perusahaan Jepang Fujifilm Holding saat ini menjadi sumber harapan. Ini mencegah virus flu bereplikasi di dalam tubuh dan oleh karena itu juga menjadi pilihan pengobatan bagi pasien Covid-19.
Menurut “FAZ”, Kementerian Kesehatan Federal Jerman kini telah memesan satu juta bungkus obat tersebut. Avigan dimaksudkan untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang menderita penyakit serius. Bundeswehr seharusnya membantu mendistribusikan obat-obatan tersebut.
Menurut ahli virologi Christian Drosten dari Berlin Charité, obat Avigan “menjanjikan”. Pada tahun 2003, peneliti Amerika mengakui keefektifannya melawan influenza, dan pada tahun 2016 digunakan untuk memerangi Ebola di Guinea. Meskipun mungkin, namun terkadang menimbulkan efek samping yang drastis – seperti kematian bayi yang belum lahir – obat ini kini juga sangat populer dalam memerangi Covid-19.
Studi awal tampaknya menunjukkan bahwa gejala demam paru-paru berkurang secara signifikan pada pasien yang menerima obat tersebut. Namun perlu diingat bahwa penelitian sejauh ini hanya melibatkan beberapa pasien Covid-19.
Selain Avigan, lembaga-lembaga di Jepang saat ini sedang menguji empat obat lagi untuk mengetahui efektivitasnya melawan Covid-19. Ini termasuk obat Ebola Remdesivir, obat asma Alvesco, obat AIDS Kaletra dan Futhan, yang menurut “FAZ” digunakan untuk melawan peradangan pankreas. Namun, saat ini belum dapat dipastikan apakah obat-obatan tersebut benar-benar efektif melawan Covid-19.