Ibu dengan bayi
Joana Lopes/Shutterstock

Banyak ibu hamil yang bertanya-tanya di mana mereka akan melahirkan anaknya, apakah di rumah atau, lebih baik lagi, di rumah sakit. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa melahirkan di rumah sendiri dapat memberikan keuntungan bagi bayi baru lahir.

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir di rumah memiliki keragaman bakteri usus yang lebih besar dibandingkan anak yang lahir di rumah sakit. Perbedaan kecil ini bisa berdampak besar pada pertumbuhan tubuh seseorang.

Mikrobioma manusia: miliaran bakteri, jamur, dan virus

Setiap tubuh manusia dihuni oleh triliunan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus. Totalitas organisme ini disebut mikrobioma. Penghuni tak terlihat ini memainkan peran penting, terutama di usus. Mereka mendukung pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Bahkan saat lahir, ada beberapa faktor yang dapat mendorong atau menghambat penerimaan pembantu penting.

Namun, beberapa misteri mikrobioma manusia masih belum tereksplorasi. Misalnya pertanyaan bagaimana hal itu muncul dan berubah dalam perjalanan hidup. Kalau tidak Pendekatan penelitian menunjukkan bahwa lingkungan setelah kelahiran memainkan peran penting. Misalnya, lingkungan steril seperti di rumah sakit diyakini dapat berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak.

Suatu kerugian bagi bayi yang lahir di rumah sakit

Untuk menyelidiki pengaruh ini secara lebih rinci, sekelompok ilmuwan mengamati 35 bayi baru lahir dan ibu mereka selama sebulan setelah lahir. Setiap bayi dilahirkan melalui vagina dan melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya, yang mulai menyusui segera setelah lahir. Ini adalah bagian penting dari periode pascapersalinan di mana seorang ibu menularkan mikroorganisme kepada anaknya. Perbedaan utama dalam penelitian ini adalah tempat bayi dilahirkan. 14 bayi lahir di rumah dan 21 bayi lahir di rumah sakit.

Selama masa studi satu bulan, para peneliti mengumpulkan sampel usap vagina dan tinja dari ibu, serta sampel tinja dari bayi, pada delapan titik waktu.

Hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan di rumah sakit memiliki keanekaragaman flora usus yang lebih rendah selama sebulan dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan di rumah. Hasil ini menunjukkan bahwa bayi yang lahir di rumah sakit terkena paparan langsung terhadap mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan bayi yang lahir di rumah. Oleh karena itu, anak-anak yang ibunya memilih melahirkan di rumah memiliki mikrobioma yang lebih beragam di bulan pertama kehidupannya.

Penulis studi Maria Gloria Dominguez-Bello, seorang peneliti di Rutgers University New Brunswick, menjelaskan temuan ini: “Alasan perbedaan antara mereka yang lahir di rumah dan mereka yang lahir di rumah sakit tidak diketahui, namun kami berspekulasi bahwa intervensi rumah sakit yang umum seperti intervensi dini mandi bayi dan profilaksis mata antibiotik atau faktor lingkungan – seperti lingkungan rumah sakit yang bebas kuman – mungkin terlibat.

Mencegah penyakit saat lahir

Penelitian ini dan banyak penelitian lainnya menunjukkan bahwa berbagai faktor, seperti antibiotik, pemberian susu formula, operasi caesar, atau kelahiran di rumah sakit, mempengaruhi komposisi mikrobioma bayi. Namun, masih belum jelas apakah perubahan ini mempunyai dampak kesehatan jangka panjang pada perkembangan anak.

Namun, studi baru menunjukkan bahwa melahirkan di rumah atau mendesain ulang lingkungan rumah sakit agar menyerupai kondisi rumah mungkin masuk akal. Namun, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan karena karya ilmiah telah menunjukkan bahwa mikrobioma yang kurang berkembang dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, asma, dan radang usus di kemudian hari.

Toto HK