Namanya adalah Watson, tapi alamatnya bukan 221b Baker Street. Nama superkomputer IBM diambil dari nama salah satu presiden pertama IBM, dan bukan dari nama Dr. John Watson, dokter dan kolega Sherlock Holmes. Tapi dia akan melakukannya sekarang:
Seorang wanita Jepang berusia 60 tahun menjalani beberapa pengobatan kanker selama berbulan-bulan – Namun penyakitnya semakin parah. Para dokter di Rumah Sakit Universitas Tokyo bingung. Jadi mereka memberi Watson data genetik pasiennya. Mesin tersebut mencari databasenya selama sepuluh menit dan dalam waktu singkat itu membandingkan data pasien dengan 20 juta penelitian onkologi. Kemudian dia memaparkan hasilnya: Wanita tersebut menderita leukemia yang sangat langka. Watson juga mengusulkan terapi yang kini berhasil, seperti yang dilaporkan “Silicon Angle”..
Watson memahami bahasa kami
Watson adalah kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh IBM. Ini menangkap arti pertanyaan yang diajukan dalam bahasa alami. Untuk menjawabnya, dia mencari database besarnya dan menemukan fakta yang relevan dalam waktu yang sangat singkat.
Dia memperoleh kemampuan untuk membuat diagnosis medis dengan bantuan Rumah Sakit Universitas Columbia dan Maryland, seperti yang diberitakan Daily News. Para dokter memberinya informasi selama dua tahun dan secara teratur memeriksa dan mengoreksinya. Sejak 2013, Dr. Watson tersedia untuk profesional medis dan perusahaan asuransi kesehatan.
Pada tahun 2011, dia muncul di Jeopardy! pada
Lima tahun lalu, Watson penampilan di acara kuis “Jeopardy!”. Kalahkan sistem ada dua orang Kontestan yang sebelumnya telah memenangkan rekor jumlah di acara itu. Pada gambar di atas Anda dapat melihat superkomputer saat ini.
Masak dengan Chef Watson
Seperti yang dilaporkan “zona masa depan”.tapi dia sekarang “menyusut menjadi seukuran dua kotak pizza yang ditumpuk satu sama lain.” Dan belajar memasak. Berdasarkan puluhan ribu resep dari majalah kuliner dan informasi lain tentang makanan, kini ia menjadi kreatif. Salah satu ciptaannya: “Puding coklat dengan bir dan saus karamel“. Ini mungkin terdengar tidak biasa, tetapi rasanya sangat enak. Kamu bisa klik disiniuntuk membiarkan dia menyarankan resep untuk Anda.
Berkat Watson, minibus self-driving cetak 3D, yang juga akan segera digunakan di Berlin, dapat berkomunikasi dengan penumpangnya.
Kecerdasan buatan sebagai dokter masa depan
Bagaimanapun, menurut dokternya, pasien Jepang itu berhutang nyawanya pada Watson. Jika mereka melanjutkan pengobatan awal, sistem kekebalan tubuhnya akan melemah hingga kemungkinan besar dia akan meninggal. Portal berita teknologi “Pojok Silikon” kata versi AI dari Dr. Rumah di depan. Masih banyak kendala yang harus diatasi sebelum hal ini dapat terwujud.